Lini Masa Khulafaur Rasyidin (Seri 5: Tahun 634 M)

Perang Firādh dan Kekalahan Romawi di Tangan Khalid bin Walid

Tahun Hijriah : 12 Zulqadah/Tahun Masehi : 634

Detail Peristiwa:

Khalid bin Walid radhiyallāhu ʿanhu berangkat bersama pasukan sekutunya menuju Firādh (Firaz) di perbatasan Syam, Irak, dan Jazirah Arab, sementara bangsa Persia bekerjasama dengan Romawi untuk melawan kaum Muslimin.

Khalid radhiyallāhu ʿanhu berada di sana sepanjang bulan Ramadan dalam keadaan tidak puasa karena tersibukkan melawan musuh-musuhnya. Ketika orang-orang Romawi mendengar tentang Khalid dan pergerakannya yang sampai di dekat negeri mereka, mereka naik pitam dan geram sehingga mengumpulkan pasukan dalam jumlah besar.

Kemudian mereka mendatangi Khalid, tetapi mereka terhalang oleh Sungai Efrat. Orang-orang Romawi berkata kepada Khalid, “Menyeberanglah ke tempat kami!” Khalid berkata kepada orang-orang Romawi, “Kalian saja yang maju!” Lalu orang-orang Romawi menyeberang mendatangi mereka sehingga terjadi pertempuran yang hebat dan sengit, sampai kemudian Allah mengalahkan tentara Romawi dan kaum Muslimin berhasil mengejar mereka.

Lebih dari seratus ribu orang Persia, Romawi, dan orang Arab Kristen terbunuh dalam pertempuran ini. Setelah itu, Khalid bin Walid radhiyallāhu ʿanhu tinggal di wilayah Firādh selama sepuluh hari, kemudian ia memobilisasi pasukannya agar kembali ke Ḥīrah lalu ia radhiyallāhu ʿanhu bersama beberapa tentaranya pergi menunaikan ibadah haji tanpa diketahui oleh seorang pun.

 

Sumber:

https://dorar.net/مَعركةُ الفِراضِ وهَزيمةُ الرُّوم بقِيادةِ خالدِ بن الوَليد

Sumber artikel PDF

 

Khalid bin Walid Radhiyallāhu ʿanhu Berhaji ketika Pasukannya Kembali dari Firādh ke Ḥīrah

Tahun Hijriah : 12 Zulqadah/Tahun Masehi : 634

Detail Peristiwa:

Khalid bin Walid radhiyallāhu ʿanhu menetap di Firādh selama sepuluh hari, kemudian memerintahkan agar para pasukan bertolak ke Ḥīrah lima hari menjelang berakhirnya bulan Zulqadah. Ia memerintahkan ʿAshim bin ʿAmr untuk memimpin di barisan terdepan dan  Syajarah bin al-Aʿazz untuk memimpin di barisan paling belakang.

Khalid radhiyallāhu ʿanhu menampakkan gerak-gerik seolah-olah ia berada di barisan paling belakang, lalu ia bertolak bersama beberapa sahabatnya menuju Masjidil Haram dengan menempuh perjalanan menuju Makkah melalui jalan yang belum pernah dilalui sebelumnya.

Khalid radhiyallāhu ʿanhu menempuh jalan ini tidak seperti keumuman orang dengan berjalan mengambil jalan-jalan yang berkelok-kelok dan bukan jalan utama sampai ia tiba di Makkah dan mendapati waktu ibadah haji, kemudian ia kembali bergabung bersama pasukan barisan belakang sebelum mereka sampai di Ḥīrah. Sampai-sampai Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallāhu ʿanhu saja tidak mengetahui hal ini kecuali setelah jemaah haji kembali dari manasik haji mereka, sehingga  Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallāhu ʿanhu mengirim utusan untuk menegurnya karena meninggalkan pasukannya dan memerintahkannya untuk pergi ke Syam untuk memperkuat tentara kaum muslimin di sana.

 

Sumber:

https://dorar.net/حَجَّةُ خالدِ بن الوَليد رضِي الله عنه أثناءَ عَودةِ جَيشِه مِن الفِراضِ إلى الحِيرَةِ

Sumber artikel PDF

 

Peristiwa Namāriq dan Kekalahan Persia di Tangan Abu Ubaid bin Masʿud ats-Tsaqafi

Tahun Hijriah : 13/Tahun Masehi : 634

Detail Peristiwa:

Rustum mengirim pasukan untuk melawan Abu Ubaid bin Masʿud ats-Tsaqafi, yang mana dua pasukan ini bertemu di daerah Namāriq, sebuah tempat antara Ḥīrah dan Qadisiyah.

Mutsannā bin Haritsah menjadi pemimpin pasukan kavaleri kaum muslimin, yang berhasil mengalahkan tentara Persia hingga mereka melarikan diri dan lari menuju Kaskar, lalu dikejar oleh Abu Ubaid hingga dia mengalahkan mereka lagi. Lalu mereka kabur lagi ke Madāʾin sehingga kaum Muslimin berhasil mengumpulkan harta rampasan perang dari Kaskar.

Mereka melihat banyak sekali stok bahan makanan, maka mereka membagi-baginya dan menyedekahkannya kepada penduduk lokal serta menyerahkan seperlimanya kepada Umar sembari menuliskan pesan, “Allah telah memberi kami makanan yang disimpan oleh orang-orang Khosrau. Kami ingin Anda melihatnya dan mengingat kenikmatan dan karunia  dari Allah.”

 

Sumber:

https://dorar.net/وَقعةُ النَّمارِق وهَزيمةُ الفُرْسِ بقِيادةِ أبي عُبيدِ بن مَسعودٍ الثَّقفيِّ

Sumber artikel PDF

 

Khalid bin Walid  Mengikuti Misi Penaklukan Wilayah-Wilayah Negeri Syam

Tahun Hijriah : 13/Tahun Masehi : 634

Detail peristiwa:

Abu Bakar radhiyallāhu ʿanhu telah memerintahkan Khalid bin Walid radhiyallāhu ʿanhu setelah menuntaskan tugasnya di Firaz untuk bergerak ke Syam untuk bergabung dengan pasukan penakluk di sana.

Khalid bin Walid radhiyallāhu ʿanhu lalu bergerak dari Firaz dan sampai Yarmuk. Setelah melewati Yarmuk, datang surat dari Umar radhiyallāhu ʿanhu yang menyatakan, “Awali dari Damaskus, karena kota itu adalah benteng Negeri Syam.”

Ketika pasukan Muslimin sampai di Damaskus, mereka memperketat pengepungan selama tujuh puluh hari dan menutup semua akses dari semua penjuru dan mencegah bala bantuan masuk ke sana sampai penduduknya menyerah dan membuka kota tersebut, setelah kota Ghouta diduduki untuk menutup akses bantuan masuk.

Yazid bin Abu Sufyan diangkat untuk memimpin wilayah itu sementara kaum Muslimin melanjutkan pergerakan menuju Fihl, lalu Homs, lalu ke Qinnasrin, kemudian Latakia, lalu kemudian Aleppo.

 

Sumber:

https://dorar.net/خالدُ بن الوَليد يُشارك في فَتحِ بُلدانِ الشَّام

Sumber artikel PDF

 

Pengusiran Yahudi dan Nasrani dari Jazirah Arab

Tahun Hijriah : 13/Tahun Masehi : 634

Detail peristiwa:

Rasulullah ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam dahulu telah mengusir kaum Yahudi dari Madinah secara bertahap karena mereka telah melanggar perjanjian dan memicu pertikaian serta peperangan.

Nabi ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam telah bersabda, “Dua agama tidak akan pernah bersatu di tanah Arab.” Orang-orang Yahudi kemudian menetap di Khaibar dan wilayah sekitarnya setelah mereka diusir dari Madinah. Mereka masih tetap tinggal di sana hingga Umar mengusir mereka dari Khaibar ke Syam untuk mengamalkan hadis Nabi ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam tersebut.

Adapun orang-orang ​​Kristen Najran juga telah diusir Umar ke Syam setelah jumlah mereka meningkat dan menimbulkan ancaman yang semakin besar terhadap benteng umat Islam.

 

Sumber:

https://dorar.net/إجْلاءُ اليَهودِ والنَّصارى مِن جَزيرةِ العَربِ

Sumber artikel PDF

 

Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallāhu ʿanhu Menunjuk Pemimpin-Pemimpin Penaklukan Negeri Syam setelah Menuntaskan Perang Riddah

Tahun Hijriah : 13/Tahun Masehi : 634

Detail peristiwa:

Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallāhu ʿanhu menunjuk empat pemimpin untuk misi penaklukan Negeri Syam setelah beliau menuntaskan Perang Riddah (yakni perang melawan orang-orang murtad).

Beliau menyerahkan komando kepada Ubaidah bin al-Jarrah ke arah Homs, Amr bin al-ʿĀsh ke arah Palestina, Syurahbil bin Hasanah ke Yordania, dan Yazid bin Abu Sufyan ke arah Damaskus.

Pasukan-pasukan ini telah menjalankan misinya masing-masing dengan baik dalam memerangi Romawi dan banyak meraih kemenangan dalam banyak pertempuran, padahal dalam semua pertempuran itu, orang-orang Romawi lebih banyak jumlah dan lebih kuat perlengkapannya.

 

Sumber:

https://dorar.net/أبو بكر الصِّدِّيق رضِي الله عنه يَعْقِدُ أَلْوِيَةَ فَتْح الشَّام بعدَ فَراغِه مِن حُروبِ الرِّدَّةِ

Sumber artikel PDF

 

Khalid bin Walid Radhiyallāhu ʿanhu Bergerak dari Iraq untuk Menyokong Pasukan di Syam dan Penaklukan Kota Busra

Tahun Hijriah : 13 Rabiul Awal/Tahun Masehi : 634

Detail Peristiwa:

Ketika kaum Muslimin melihat kegigihan pasukan Romawi dalam menghalau mereka di Syam, maka Abu Bakar radhiyallāhu ʿanhu mengirimkan bala bantuan dengan menulis surat kepada Khalid bin Walid radhiyallāhu ʿanhu untuk memerintahkan dan mendorongnya agar bergerak membantu mereka dengan membawa setengah dari pasukannya dan yang setengah lagi diserahkan kepada Mutsannā bin Haritsah asy-Syaibani.

Dia tidak boleh mengambil seorang prajurit kecuali dia meninggalkan kepada Mutsannā prajurit yang semisalnya. Jika nanti Allah telah memberi kemenangan, dia  dan pasukannya harus kembali lagi ke Irak. Lalu Khalid radhiyallāhu ʿanhu berangkat dari Irak menuju Syam dengan menaklukkan sejumlah kota dan melakukan perjanjian damai dengan beberapa kota lainnya, Khalid radhiyallāhu ʿanhu sampai di sebelah timur Gunung Hauran, lalu kota Tadmur, kemudian al-Qaryatain yang berada dalam teritori Kota Homs.

Kemudian ia memerangi Ghassan di Marju Rahith dan mengalahkan mereka. Kemudian dia terus bergerak ke Busra di Syam. Inilah wilayah Syam pertama ditaklukkan sampai konvoi militer kaum Muslimin sampai di Yarmuk.

Di antara tempat-tempat yang dilewati Khalid bersama pasukannya adalah gurun antara Qaraqir dan Suwa, sebuah tempat tanpa air dan rumput. Siapa pun yang memasukinya pasti tersesat dan orang yang keluar darinya pasti seperti bayi, (tidak punya apa-apa karena kehabisan bekal, pent.).

Namun Khalid meminta bantuan kepada seorang pemandu jalan bernama Rāfiʿ bin ʿUmairah ath-Thāʾi, yang membantunya menyeberangi gurun itu dengan selamat bersama pasukan yang berjumlah sembilan ribu prajurit.

 

Sumber:

https://dorar.net/مَسيرُ خالدِ بن الوَليد مِن العِراقِ لِدَعْمِ أَجنادِ الشَّامِ وفَتْحُ مَدينةِ بُصْرى

Sumber artikel PDF

 

Perang Marjush Shuffar antara Romawi dan Umat Islam di bawah Komando Khalid bin Said

Tahun Hijriah : 13 Jumadil Ula/Tahun Masehi : 634

Detail Peristiwa:

Perang Marjush Shuffar  antara Romawi di bawah komando Mahan dan kaum muslimin di bawah komando Khalid bin Said. Ini terjadi di awal-awal penaklukan Syam oleh kaum Muslimin, di mana Khalid ketika itu mengambil jalur Marjush Shuffar untuk menyerang Romawi, yang membuat panglima mereka, Mahan, harus turun tangan memancing pasukan kaum Muslimin yang sedang menuju ke arah Selatan dan sampai di  Marjush Shuffar, sebelah timur Danau Tiberias.

Romawi memanfaatkan kesempatan itu untuk menghalau kaum Muslimin dan berhasil mengalahkan mereka. Mahan berhadap-hadapan dengan Said bin Khalid bin Said yang memimpin kesatuan tentaranya.  Mahan berhasil membunuh pasukan kaum Muslimin, termasuk Said sendiri yang memimpin di garis depan.

Khalid diberitahu tentang terbunuhnya putranya tetapi dia sendiri telah terkepung, tapi berhasil meloloskan diri bersama kesatuan tentaranya dengan menunggang kuda dan unta. Ikrimah bin Abu Jahal berhasil menarik mundur sisa pasukannya ke perbatasan negeri Syam, sehingga pertempuran berakhir dengan kemenangan di pihak Romawi.

Sumber:

https://dorar.net/مَعركةُ “مَرْجِ الصُّفَّرِ“ بين الرُّوم والمسلمين بقِيادةِ خالدِ بن سعيدٍ

Sumber artikel PDF

 

Wafatnya Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallāhu ʿanhu

Tahun Hijriah : 13 Jumadil Akhir/Tahun Masehi : 634

Detail Peristiwa:

Nama beliau adalah Abu Bakar ash-Shiddiq, Abdullah bin Utsman bin ʿAmir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Luai. Beliau adalah salah satu orang dari sepuluh orang yang dijamin masuk surga dan khalifah terbimbing yang pertama. Beliau termasuk orang pertama yang membenarkan Nabi ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam dan beriman kepada beliau ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam.

Abu Bakar radhiyallāhu ʿanhu senantiasa membersamai Nabi ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam di Makkah sampai beliau ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam berhijrah bersamanya dan ditemani olehnya radhiyallāhu ʿanhu. Beliau ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam lebih memilihnya daripada yang lain untuk mengimami orang-orang salat berjamaah saat beliau ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam sakit yang mengantar beliau wafat.

Abu Bakar radhiyallāhu ʿanhu pernah menginfakkan seluruh hartanya di jalan Allah. Dia adalah penasihat Nabi ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam dan rekan musyawarah beliau. Kaum Muslimin membaiatnya radhiyallāhu ʿanhu menjadi khalifah setelah wafatnya Nabi ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam sebagaimana telah disebutkan.

Abu Bakar ash-Shiddiq wafat setelah menjadi khalifah selama dua tahun tiga bulan sepuluh hari. Beliau wafat setelah sakit. Selama masa pemerintahan yang singkat ini, beliau telah mengembalikan orang-orang yang murtad kepada Islam dan memerangi mereka yang tersebar di seantero jazirah Arab, lalu berperang melawan Persia dan Romawi yang berhasil menampakkan kedigdayaan dan kekuatan militer kaum Muslimin yang tidak boleh diremehkan.

Abu Bakar radhiyallāhu ʿanhu  dikebumikan di sisi Nabi ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam, di kamar Aisyah radhiyallāhu ʿanhu. Abu Bakar radhiyallāhu ʿanhu dikebumikan di dekat beliau ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam sebagaimana dia dahulu juga senantiasa di dekat beliau semasa hidup. Semoga Allah membalas beliau dengan kebaikan atas jasa beliau terhadap umat Islam dan semoga Allah meridainya dan membuatnya rida.

 

Sumber:

https://dorar.net/وَفاةُ أبي بكرٍ الصِّدِّيق رضِي الله عنه

Sumber artikel PDF

 

Umar bin Khattab Radhiyallāhu ʿanhu Menjadi Khalifah setelah Wafatnya Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallāhu ʿanhu 

Tahun Hijriah : 13 Jumadil Akhir/Tahun Masehi : 634

Detail Peristiwa:

Ketika Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallāhu ʿanhu jatuh sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, dia mengumpulkan beberapa orang sahabat yang dahulu pernah diajak Nabi ṣallallāhu ʿalaihi wa sallam untuk bermusyawarah.

Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallāhu ʿanhu menawarkan kepada mereka agar mereka menunjuk seseorang yang mereka ridai kehidupannya, hanya saja mereka tidak bersuara bulat, sehingga orang-orang mulai mengusulkan nama Umar bin Khattab, yang kemudian mereka bersepakat untuk mengangkat Umar sebagai penggantinya, lalu Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallāhu ʿanhu menulis sebuah surat yang isinya, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, inilah amanah dari Abu Bakar bin Abu Quhafah kepada kaum Muslimin. Adapun berikut, aku telah mengangkat untuk kalian Umar bin Khattab sebagai penggantiku. Tidak ada di antara kalian yang lebih baik darinya.”

Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallāhu ʿanhu berkata, “Ya Allah, sesungguhnya aku telah menunjuk dari umat-Mu yang terbaik untuk umat-Mu,” lalu ia mengabarkan hal tersebut kepada manusia dan mereka meridai hal tersebut. Itulah masa kekhalifahan Umar radhiyallāhu ʿanhu.

 

Sumber:

https://dorar.net/عُمرُ بن الخطَّاب رضي الله عنه يَتولَّى الخِلافةَ بعد وفاة أبي بكر رضي الله عنه

Sumber artikel PDF

 

Peristiwa Jisr dan Kekalahan Kaum Muslimin

Tahun Hijriah : 13 Syaban/Tahun Masehi : 634

Detail Peristiwa:

Setelah Persia dikalahkan di Namāriq dan di wilayah-wilayah sekitarnya, orang-orang Persia lantas bersatu di bawah kepemimpinan Rustum dan mengirim pasukan yang sangat besar dengan membawa panji Kisra dan Afridun. Mereka bertemu dengan kaum Muslimin di suatu tempat yang terpisah oleh sebuah jembatan (Jisr).

Abu Ubaid bin Masʿud ats-Tsaqafi menyeberangi jembatan tersebut untuk mendatangi mereka sehingga pertempuran pun pecah. Gajah-gajah pasukan Persia menyerang kaum Muslimin dan kuda-kuda mereka, sehingga sejumlah pemimpin kaum Muslimin terbunuh, termasuk sang komandan, Abu Ubaid.

Korban terus berjatuhan di pihak kaum Muslimin sehingga mereka mulai bergerak mundur menuju ke jembatan, lalu ada salah seorang muslim yang memotongnya sembari berkata, “Berperanglah demi agama kalian!“ Orang-orang lalu berusaha menyeberangi Sungai Efrat sehingga banyak orang tenggelam. Kemudian Mutsannā menyambung kembali jembatan itu sehingga kaum Muslimin bisa menyeberang.

Pada hari itu, seribu delapan ratus kaum Muslimin mati syahid. Ada yang mengatakan mencapai empat ribu orang total yang terbunuh dan tenggelam. Mutsannā bin Haritsah asy-Syaibani yang berupaya mengevakuasi para pasukan.

Sumber:

https://dorar.net/مَوقِعةُ الجِسْرِ وهَزيمةُ المسلمين

Sumber artikel PDF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *